Prospek Teknik Kultur Jaringan untuk Pengadaan Bibit Pisang
Pisang
merupakan tanaman buah tropis yang paling digemari oleh sebagian besar
masyarakat dunia karena rasanya enak, nilai gizinya tinggi, relatif
murah dan mudah diperoleh. Menurut FAO produksi pisang dunia didominasi
oleh lima negara, yaitu India, Brazil, China, Filipina, dan Equador.
India menduduki peringkat pertama dengan rata-rata produksi sebesar
15,54 juta ton per tahun dan memberikan kontribusi sebesar 21,26%
terhadap total produksi pisang dunia, sedangkan Indonesia menduduki
peringkat keenam dengan kontribusi sekitar 6,6% dan rata-rata produksi
sekitar 4,85 juta ton/tahun. Permintaan ini terus meningkat sesuai
dengan meningkatnya jumlah penduduk dan taraf hidup masyarakat, sehingga
pada tahun 2010 untuk kebutuhan lokal saja telah diproyeksikan sebesar
5,62 juta ton dengan rata-rata pertumbuhan 4,06%.
Meningkatnya
permintaan ini mendorong para petani ataupun pelaku usaha agribisnis
untuk membudidayakan pisang secara komersial pada skala usaha yang lebih
luas, baik untuk memenuhi pasar lokal maupun ekspor. Pasar
internasional menuntut kualitas buah yang prima dan seragam yang pada
gilirannya juga sangat membutuhkan bibit unggul yang seragam dan
berkualitas pula. Untuk mengatasi kondisi ini maka teknik kultur
jaringan merupakan alternatif yang mempunyai prospek yang baik untuk
pengadaan bibit pisang di masa sekarang dan yang akan datang.
Apakah Teknik Kultur Jaringan?
Teknik
kultur jaringan tanaman adalah suatu cara menumbuhkan organ tanaman
seperti tunas pucuk, batang, daun, akar, dan biji dalam suatu
wadah/botol yang berisi media dalam keadaan aseptil/steril. Beberapa
kegunaan dari teknik kultur jaringan adalah untuk perbanyakan tanaman,
memperbaiki sifat-sifat tanaman, untuk produksi metabolit sekunder dan
untuk melakukan konservasi tanaman secara in vitro. Dalam hal
perbanyakan tanaman, beberapa kelebihan dapat diperoleh antara lain
calon bibit dapat disimpan dalam botol secara efisien dalam penggunaan
tempat dan ruang (Gambar 1), bibit dapat diproduksi dalam jumlah banyak
dan seragam (Gambar 2), sehingga menghasilkan buah yang ukurannya
seragam pula (Gambar 3). Selain waktunya cepat, serta bebas penyakit,
bibit yang diperbanyak melalui kultur jaringan, akan mempunyai sifat
yang sama dengan induknya dan tersedia sepanjang tahun. Walaupun biaya
untuk peralatan, bahan kimia dan listrik relatif mahal, akan tetapi
karena bibit yang diproduksi jumlahnya sangat banyak bahkan dapat
mencapai jutaan, maka secara ekonomis teknik ini tetap dapat
diperhitungkan. Demikian pula kelemahan lain seperti terjadinya
kontaminasi dapat diatasi dengan pengelolaan yang intensif mulai dari
penanganan calon bahan eksplan di rumah kaca sampai kepada penanganan
subkultur yang cermat dan pengelolaan ruang media dan ruang kultur yang
tepat.
Secara
garis besar perbanyakan tanaman melalui kultur jaringan terdiri dari 5
tahap, yaitu (1) persiapan bahan eksplan dan media, (2) perlakuan
sterilisasi dan isolasi tunas untuk bahan eksplan, (3) penanaman pada
media multiplikasi tunas, (4) penanaman pada media perakaran, dan (5)
aklimatisasi di rumah kaca.
Teknik Kultur Jaringan untuk Perbanyakan Pisang
Persiapan
Bahan Eksplan dan Sterilisasi. Untuk perbanyakan bibit pisang secara
cepat, sebagai bahan eksplan biasanya digunakan tunas bonggol atau tunas
dari anakan yang berukuran 40-100 cm dari pohon pisang yang pernah
berbuah. Eksplan yang sudah terpilih dibersihkan dan dipotong-potong
kurang lebih 1 cm2 lalu rendam dengan air sabun selama 20-30 menit.
Masukkan eksplan ke dalam wadah steril dan tambahkan alcohol 70%, kocok
selama 3-5 menit. Setelah alcohol dibuang, rendam dalam larutan HgCl2
0,2% selama 2 menit. Lalu rendam dalam larutan chlorox 30% dan 20%
masing-masing selama 5 dan 10 menit. Terakhir eksplan dibilas dengan
aquades steril sebanyak 3 kali.
Penanaman
pada Media Multiplikasi Tunas dan Media Perakaran. Tanam eksplan pada
media dasar MS yang mengandung BAP 2-5 mg/l, sukrosa 20 g/l. Sebagai
bahan pengeras diberikan agar swallow 8 g/l. Selanjutnya biakan disimpan
di dalam ruang kultur dengan intensitas cahaya 800-1000 lux selama 16
jam pada temperatur 20-220oC. Pada kondisi ini tunas akan
bermultiplikasi antara 3-5 kali lipat setiap bulan tergantung
varietasnya, sehingga dalam satu tahun dari 1 eksplan dapat dihasilkan
sekitar 125.000-6.700.000 planlet tergantung tingkat kontaminasi yang
terjadi. Setelah tunas dapat dilipatgandakan maka saatnya biakan
dipindahkan ke dalam media perakaran, yaitu media dasar MS yang ditambah
dengan IAA 0,1-0,2 mg/l. Untuk jenis pisang tertentu seperti raja bulu
dan cavendis setelah media pertunasan perlu ditransfer ke media
perakaran, sedangkan pisang tanduk, raja sereh, dan kepok kuning tidak
perlu ditransfer lagi karena perakarannya sudah terbentuk pada media
pertunasan. Ini berarti dapat memotong satu langkah untuk langsung
diaklimatisasi di rumah kaca.
Aklimatisasi
di Rumah Kaca. Setelah biakan di dalam botol memiliki pertumbuhan dan
perakaran yang sempurna (biasanya 8-10 bulan), maka biakan pisang sudah
saatnya dikeluarkan dari botol untuk ditanam di rumah kaca. 1-2 hari
sebelum ditanam di polibag sebaiknya botol sudah dipindahkan ke rumah
kaca dengan tujuan penyesuaian lingkungan (hardening), kemudian bibit
dikeluarkan dari botol dengan cara membersihkan di bawah air mengalir
sampai tidak ada agar-agar yang melekat pada bibit. Rendam dalam larutan
fungisida 2 g/l selama 5-10 menit, kemudian kering anginkan di atas
kertas koran. Selanjutnya bibit ditanam pada polibag yang berisi
campuran media tanah dan kompos dengan perbandingan 1 : 1. Susun polibag
secara teratur dan tutuplah polibag dengan sungkup gelas aqua untuk
menjaga kelembaban lingkungan tumbuh. Pemeliharaan bibit pisang di rumah
kaca memerlukan waktu 4-6 minggu sebelum siap ditanam ke lapangan atau
kira-kira tinggi bibit mencapai 30-40 cm. Selanjutnya bibit pisang
kultur jaringan tersebut siap ditanam pada lubang-lubang yang telah
diberi pupuk kandang sebelumnya dan siap dipanen pada umur 11-14 bulan.
Anakan ke-1 akan dipanen 8-10 bulan setelah panen tanaman utama, dan
anakan kedua akan dipanen 8-10 bulan dari panen anakan ke 1. Jadi dalam
waktu 28-30 bulan bibit pisang kultur jaringan akan dipanen 3 tanaman,
yaitu 1 tanaman utama, 2 tanaman anakan (ratun). Jika pengelolaan kebun
cukup baik setiap hektar dapat menghasilkan buah 70-100 ton/ha.